Kedatangan orang-orang tionghoa dari daratan Cina pada ratusan tahun lalu diyakini karena adanya peperangan yang melanda daratan Cina yang tak kunjung usai. Sehingga banyak penduduk Cina meninggalkan negerinya dengan beberapa alasan untuk mencari penghidupan baru antara lain pergi ke tanah nusantara atau Indonesia. Salah satunya ke pulau Jawa tepatnya di Semarang. Kependudukan orang tionghoa di Semarang semakin bertambah saat Laksamana Cheng Ho tiba beberapa abad kemudian. Selama hidupnya Ia telah melakukan petualangan antar benua selama tujuh kali berturut-turut dalam kurun waktu 28 tahun. Titik lokasi pendaratannya di Semarang, kini menjadi klenteng Sam Poo Kong. DI klenteng Sam Poo Kong inilah terdapat beberapa peninggalan yang dipercaya asli milik Cheng Ho.
Tidak hanya di Semarang, tepatnya disebuah daerah bernama Laem cerita mengenai pendaratan Cheng Ho terpatri disini. Dua abad setelah kependudukan orang tionghoa pertama yaitu pada abad ke 15. Rombongan Cheng Ho singgah di pelabuhan Lasem. Kala itu, Cheng Ho memiliki strategi mengirim pengikutnya bermukim di beberapa titik penting seperti pelabuhan untuk berbaur dan berdagang. Tak hanya sekedar singgah, disini Cheng Ho juga mengajarkan beberapa ilmu bertahan hidup kepada penduduk asli Jawa setempat. Lasem pun juga tak lepas dari beberapa bangunan bersejarah khas tionghoa. Salah satunya adalah klenteng yang dipercaya sebagai klenteng tertua peninggalan awak kapal Cheng Ho, dan sebuah klenteng yang berhubungan dengan pemberontakan orang tionghoa terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Eksotisme bangunan-bangunan khas tionghoa jawa masih berjajar apik di Lasem kabupaten Rembang, sehingga Lasem kini mendapat julukan Tiongkok Kecil. Salah satu bangunan yang masih terjaga bahkan dilakukan revitalisasi adalah sebuah rumah bernama Roemah Oei. Pesona bangunan dengan perpaduan arsitek tionghoa jawa kokoh terlihat. Ratusan tahun silam, tepatnya di tahun 1818 bangunan ini didirikan oleh seorang pria dari Fujian Tiongkok yang merantau ke tanah Lasem bernama Oei Am. Sebelumnya Roemah Oei ini adalah rumah Kong atau rumah induk milik bersama yang kini usianya lebih dari 200 tahun. Sekarang keindahan roemah Oei dapat dinikmati siapa saja karena telah menjelma sebagai museum keluarga Oei dan penginapan keluarga. Tak hanya sekedar rumah, Roemah Oei pun menyimpan banyak cerita bersejarah tentang orang-orang tionghoa kala itu.
#Singkap #ChengHo
Tidak hanya di Semarang, tepatnya disebuah daerah bernama Laem cerita mengenai pendaratan Cheng Ho terpatri disini. Dua abad setelah kependudukan orang tionghoa pertama yaitu pada abad ke 15. Rombongan Cheng Ho singgah di pelabuhan Lasem. Kala itu, Cheng Ho memiliki strategi mengirim pengikutnya bermukim di beberapa titik penting seperti pelabuhan untuk berbaur dan berdagang. Tak hanya sekedar singgah, disini Cheng Ho juga mengajarkan beberapa ilmu bertahan hidup kepada penduduk asli Jawa setempat. Lasem pun juga tak lepas dari beberapa bangunan bersejarah khas tionghoa. Salah satunya adalah klenteng yang dipercaya sebagai klenteng tertua peninggalan awak kapal Cheng Ho, dan sebuah klenteng yang berhubungan dengan pemberontakan orang tionghoa terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Eksotisme bangunan-bangunan khas tionghoa jawa masih berjajar apik di Lasem kabupaten Rembang, sehingga Lasem kini mendapat julukan Tiongkok Kecil. Salah satu bangunan yang masih terjaga bahkan dilakukan revitalisasi adalah sebuah rumah bernama Roemah Oei. Pesona bangunan dengan perpaduan arsitek tionghoa jawa kokoh terlihat. Ratusan tahun silam, tepatnya di tahun 1818 bangunan ini didirikan oleh seorang pria dari Fujian Tiongkok yang merantau ke tanah Lasem bernama Oei Am. Sebelumnya Roemah Oei ini adalah rumah Kong atau rumah induk milik bersama yang kini usianya lebih dari 200 tahun. Sekarang keindahan roemah Oei dapat dinikmati siapa saja karena telah menjelma sebagai museum keluarga Oei dan penginapan keluarga. Tak hanya sekedar rumah, Roemah Oei pun menyimpan banyak cerita bersejarah tentang orang-orang tionghoa kala itu.
#Singkap #ChengHo
- Category
- Phim Hồng Kông
- Tags
- singkap, cheng ho, semarang, islam cheng ho, imlek